Pagi ini, aku sendiri. Terduduk di sudut warnet. Sebenarnya nggak
sendiri sih, ada ribuan embun diluar sana, ada secangkir coffee di
meja, dan ada segelintir perasaan galau dalam hati..
Tingkat
kegalauanku kali ini sudah benar benar over, entah sudah stadium
berapa. Segala macam problem hidup menari nari indah di otakku.
Buruknya, kegalauan ini menyebabkan hampir setiap hari aku merasa iri
dengan hidup oranglain. Entah hidup teman bermainku, sahabatku, bahkan
dengan hidup musuhku pun aku iri.
ku cicipi sedikit black coffee-ku. Pahit, ya seperti hidupku haha..
Mungkin
aku ini terlihat sudah sangat sangat depresi. Ya, hidupku seperti
black coffeeku pagi ini : hitam, gelap, pahit. Tapi percuma juga kan
meratapi hidup? Toh kita ini cuma semacam proyeksi gambaran Tuhan.
Kupandangi black coffeeku, kuberi satu sendok gula.. masih pahit !
satu sendok lagi, belum enak..
satu sendok lagi, hmm.. ini baru pas !
Dari coffee yang aku nikmati sore ini, aku bisa menyimpulkan.. Tidak selamanya hidupku pahit.
Ada hal-hal tertentu dan orang-orang tertentu yang perlu menggulai
hidupku. Teman-teman, sahabat terdekat, tetangga, keluarga, adik-adik,
ayah, mama bahkan musuh.
Mereka punya peran sendiri-sendiri dalam hidupku. Memberi rasa manis, tapi sering juga memberi rasa pahit .
Menambahkan rasa pahit dan manis, walau kadang tak sesuai porsi.
Sebenarnya ini hanya pembelajaran untuk diriku sendiri. Supaya aku bisa menikmati hidup seperti aku menikmati secangkir coffee. Supaya aku tidak perlu iri dengan coffee oranglain yang mungkin kalau aku cicipi terlalu pahit atau terlalu manis..
Sederhana sebenarnya, nikmati dan resapi setiap pahit dan manis hidupmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar